Halaman

Senin, 24 September 2012

Kode Etik Caving

Kode etik para caver alias penjelajah Goa se-dunia
  1. Jangan ambil apa pun kecuali gambar
  2. Jangan tinggalkan apapun kecuali jejak kaki
  3. Jangan membunuh apapun kecuali waktu
Kode etik tersebut wajib diketahu, dipahami, dan dipatuhi oleh setiap orang dalam berkegiatan di dalam Goa.Kapanpun, dimanapun, dan apapun bentuk kegiatanya kode etik tersebut harus dipatuhi!

Perlengkapan Caving

"DON'T TRY IT WITHOUT EXPERIENCE  OR GUIDANCE"

Berikut perlengkapan yang biasa digunakan untuk caving.Beberapa alat bisa digantikan dengan alat lainya

 
 Penjelasan / Fungsinya :

Minggu, 23 September 2012

Kode Etik Pecinta Alam Se-INDONESIA

“ PECINTA ALAM INDONESIA SADAR BAHWA ALAM BESERTA ISINYA ADALAH CIPTAAN TUHAN YANG MAHA ESA “

“PECINTA ALAM INDONESIA SEBAGAI BAGIAN DARI MASYARAKAT INDONESIA SADAR AKAN TANGGUNG JAWAB KAMI KEPADA TUHAN, BANGSA DAN TANAH AIR ”

” PECINTA ALAM INDONESIA SADAR BAHWA PECINTA ALAM ADALAH SEBAGAI MAKHLUK YANG MENCINTAI ALAM SEBAGAI ANUGERAH TUHAN YANG MAHA ESA “


Sesuai dengan hakekat diatas kami dengan kesadaran menyatakan :

1. Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Memelihara alam beserta isinya serta menggnakan sumber alam sesuai dengan kebutuhannya.

3. Mengabdi kepada Bangsa dan Tanah Air.

4. Menghormati tata kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitar serta menghargai manusia dan kerabatnya.

5. Berusaha mempererat tali persaudaraan antara pecinta alam sesuai dengan azas pecinta alam

6. Berusaha saling membantu serta menghargai dalam pelaksanaan pengabdian terhadap Tuhan, Bangsa dan Tanah air.

7. Selesai.

Disyahkan bersama dalam GLADIAN IV – 1974 Di Ujungpandang Pukul 01.00 WITA

Susur Pantai PHC


 Sabtu-Minggu 7-8 April 2012 sebagian anggota Padmanaba Hiking Club (PHC) melakukan penyusuran dari Pantai Sepanjang menuju Pantai Kukup dan berakhir di Pantai Baron.
 Untuk mencapai Pantai Sepanjang dimana penyusuran akan dimulai, dibutuhkan waktu 2 jam perjalanan menggunakan bus. Sesuai dengan namanya, Pantai Sepanjang memiliki garis pantai yang panjang membujur dari timur-barat. Disini, kami mendirikan tenda dan beristirahat sampai esok tiba.

Semburat kemerahan muncul di ufuk timur, segera persiapan untuk penyusuran dilakukan untuk mengejar waktu sebelum pasang kembali naik. Perjalanan dimulai dengan doa demi kesuksesan penyusuran kami. Medan yang harus dilalui bervariasi, meliputi hamparan pasir putih, batu karang, bukit semak berduri, serta tebing.Saling membantu dan berhati-hati menjadi modal untuk melewati medan. Namun, lelah tergantikan oleh pemandangan alam yang luar biasa! Dari atas tebing, kami disuguhi hamparan samudera biru dan suara ombak yang memecah karang.
5 jam sudah kami menyusuri Pantai Sepanjang hingga Pantai Baron. Sembari menunggu bis yang akan membawa kami kembali ke sekolah, kami menikmati keindahan Pantai Baron ditemani jajanan dan es kelapa muda. Inilah susur pantai, susur karang, susur panjat, susur duri, dan susur bukit. Pengalaman luar biasa! Viva Padmanaba, Viva PHC! (farida&ifa/phc)



Pendakian Masal

Pendakian Massal yang merupakan salah satu kegiatan Padmanaba Hiking Club kali ini dilaksanakan di Gunung Lawu pada tanggal 12-13 Mei 2012. Pendakian missal ini diikuti oleh 16 orang peserta dari Padmanaba angkatan 69 hingga angkatan 64. Tim pendakian missal  berangkat dari Yogyakarta menggunakan kereta Prameks dari Stasiun Lempuyangan menuju Solo. Perjalanan kemudian dilanjutkan dengan colt hingga tibalah di Cemoro Sewu, pintu gerbang Lawu yang terletak di JawaTimur.
 Setelah melewati  tiga dari lima pos pendakian, kami beristirahat dan mendirikan dome untuk melindungi diri dari terpaan angin dingin yang merupakan cirri khas Gunung Lawu yang notabene merupakan gunung terdingin ke-2 di Pulau Jawa. Keesokan harinya, setelah sholat, sarapan dan packing, kami melanjutkan perjalanan menuju puncak Lawu. Medan berbatu yang curam dan suhu dingin menjadi tantangan yang harus ditaklukan. Sepanjang perjalanan, kami disuguhi pemandangan yang luar biasa, mulai dari hutan cemara hingga padang semak. Sampai di Sendang Drajat, yang merupakan pos terakhir sebelum puncak, kami beristirahat untuk makan siang. Petualangan berlanjut menuju puncak Gunung Lawu.













Tengah hari, kami sampai di puncak Gunung Lawu yakni Hargo Dumilah (3265 mdpl). Hamparan awan putih dan pemandangan yang luar biasa menyambut kedatangan kami, membuat kami bersyukur atas nikmat-Nya hingga hari ini. Kami pulang membawa pengalaman baru yang takakan terlupakan.
Kelelahan fisik sering kali membuat kaki tersandung dan badan tersungkur, dan setiap kali itu pula ada tangan sahabat yang sedia menolong untuk bangkit kembali. VIVA PHC! (farida)

Photo By : Averus Zaman

Jumat, 21 September 2012

Expedisi PHC : Ujung Timur Pulau Jawa


Setiap tahun, anggota aktif Padmanaba Hiking Club (PHC) mengadakan kegiatan ekspedisi di berbagai lokasi di nusantara. Setiap tujuan yang berbeda memberikan cerita yang berbeda pula, dan inilah cerita kami…
Pada 03-08 Juli 2012 lalu, 10 anggota aktif PHC angkatan 40 dan 41, didampingi seorang pembina kami dari angkatan 35, menjelajahi Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi, Jawa Timur dalam kegiatanEkspedisi PHC 2012. Taman Nasional Alas Purwo ini terkenal bukan hanya karena karena keindahan alamnya, tetapi juga wisata budaya, sejarah dan religiusnya. Taman Nasional Alas Purwo juga merupakan wilayah konservasi berbagai macam flora dan fauna langka. Banyak wisatawan domestik dan mancanegara datang ke wilayah Taman Nasional ini karena tertarik akan objek wisata seperti bermacam goa religius dan pura tempat beribadah, ekosistem yang masih terjaga dan cocok untuk penelitian/pengamatan, serta pantai-pantai yang cantik dan cocok untuk kegiatan surfing dan snorkling.

Perjalanan Menuju Feeding Ground
 Untuk mencapai Pos Rowobendo yang merupakan salah satu dari tiga gerbang masuk Taman Nasional Alas Purwo, tim ekspedisi menempuh 13 jam perjalanan darat menggunakan kereta api dari Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta, ditambah 2 jam perjalanan menggunakan coltcharter-an dari Stasiun Banyuwangi Baru.
Rabu (04/07) pagi, kami sampai di pesanggrahan yang terletak± 300 m dari Pantai Trianggulasi. Kedatangan kami disambut oleh dua orang anggota tim ekspedisi yang berangkat beberapa hari lebih dulu. Ada pula Bapak Gunung yang menjaga dan membersihkan lokasi pesanggrahan serta seekor merak betina di halaman pesanggrahan.
Diselingi istirahat dan makan, siang itu tim ekspedisi bergerak menuju feeding ground Sadengan untuk melakukan pengamatan satwa. Perjalanan ditempuh dengan berjalan kaki sejauh ±2km. Di Sadengan terdapat menara pandang setinggi±15 m yang dikhususkan untuk wisatawan. Dari menara tersebut kami mengamati (dengan bantuan binokular) beberapa jenis satwa seperti banteng, merak hijau, babi hutan, kera, rusa, kijang, dan beberapa jenis burung sedang beristirahat, bersosialisasi dan mencari makan di padang rumput seluas ±80 ha tersebut. Walaupun masih ingin berlama-lama di sini, terpaksa pengamatan satwa di Sadengan diakhiri sebelum gelap menjelang.


Kamis, 20 September 2012

Single Rope Technique (SRT)



Single Rope Technique atau SRT adalah tehknik berpindah dari tempat yang berbeda ketinggian menggunakan satu tali (single).
Berikut perlengkapan SRT : 
  1. Sit Harness, Bukan harness panjat,atau harness lainya
  2. Ascender, Biasanya jummer baik hand jummer maupun automatic jummer.
  3. Descender, merupakan peralatan yang digunakan untuk turun tali. Macam-macam discender antara lain Capstand ( ada dua jenis, simple dan auto stop), whale tail, Rack (ada dua jenis, yang open dan close rack), Figure of Eight dan lain sebagainya.Disarankan menggunakan "Captstand"
  4. Carabiner , ada tiga jenis yaitu Delta (sering untuk menyambung loop sit harness); Semi Circular (MR "D" juga untuk menyambung loop harness) dan Oval Screw (untuk menyambung chest ascender dengan delta atau MR "D"
  5. Chest harness berfungsi untuk mengikat chest ascender pada dada.Dapat juga diganti dengan croll + Webbing
  6. Cowstail dibuat dengan tali dinamis yang disimpul salah satu tali lebih pendek. Tali yang lebih pendek (satu lengan siku) sebagai pengaman dan tali yang lebih panjang (sejangkauan tangan) dihubungkan dengan hand ascender.
  7. Foot Loop digunakan sebagai pijakan kaki dan dihubungkan dengan hand ascender. Foot Loop ini dapat dibuat dari tali Carmentel dinamis yang disimpul bowling(tidak disarankan)
Setelah memasang semua perlengkapan diatas . Berikut cara penggunaan standarnya :

Rabu, 19 September 2012

LOGISTIK PENDAKIAN

 Berikut barang-barang yang biasa dibawa selama mendaki gunung :
   
Pribadi :
  •  Carier/Backpack
  • Matras
  • Baju + Celana Lapangan
  • Sepatu Lapangan
  • Jaket 
  • Ponco / Jas hujan
  • Topi lapangan (Day Mode)
  • Slayer
  • Alat tulis
  • Air minum 3Liter/Hari
  • Kompas
  • Senter / Headlamp + Batrai cadangan
  • Trash Bag
  • Balaclava (Night Mode) 
  • Sleeping Bag
  • Peluit

Selasa, 18 September 2012

Pendahuluan

Padmanaba Hiking Club (PHC) adalah klub pecinta alam yang beranggotakan siswa-siswi SMA/SMU 3 Yogyakarta.
Grup ini adalah forum silaturahmi dan informasi antar alumni dan anggota PHC.

PHC sendiri didirikan pada tanggal 6 Juni 1971 oleh beberapa orang murid dan guru SMA 3 Yogyakarta dengan tujuan menyalurkan minat anggota keluarga besar Padmanaba pada kegiatan kepecinta alaman.
Belakangan kegiatannya berkembang mulai dari pelestarian lingkungan, band country, pelatihan jurnalistik, hingga kegiatan-kegiatan yang dekat dengan dunia kepencinta alaman lainnya.

Semboyan PHC, seperti yang tercantum di Anggaran Dasar PHC Bab III Pasal 6 adalah "Tan Lalana" yang berarti "Pantang Mundur".
Tan Lalana sendiri adalah petikan dari semboyan Padmanaba,
"Bhakti Vidya Ksatria Tama
Tan Lalana Labet Tunggal Bangsa
Jaya-jaya Padmanaba"


Tan Lalana!